Rabu, 15 Oktober 2008

Pertimbangan penting



Menurut Louis Tendean, seorang distributor di NM Tiens/Tianshi (PT Singa Langit Jaya) yang telah terhasil mendapatkan bonus mobil mewah, kapal, pesawat sampai rumah mewah, marketing plan merupakan salah satu pertimbangan penting sebelum seseorang memutuskan bergabung dengan sebuah perusahaan NM/direct selling

Tetapi sebenarnya ada lima hal lain yang perlu dipertimbangkan serius sebelum seseorang bergabung ke perusahaan NM tertentu. Lima pertimbangan lain itu adalah (1) Profil perusahaan, (2) karakter produk, (3) ketersediaan dan kualitas support system, (4) skala aktivitas perusahaan, (5) besarnya reward dan bonus, selain (6) marketing plan

“Ini merupakan pilar-pilar yang harus diperhatikan betul-betul sebelum seseorang bergabung di perusahaan NM,” katanya kepada tabloid Bisnis Uang di Jakarta, Selasa. Bagaimana mungkin seseorang begitu saja gabung ke perusahaan NM yang company profile-nya tidak jelas? Sahamnya milik siapa, pabriknya dimana, kantor pusat bagaimana, masuk pasar modal apa tidak, dst. “Company profile sangat penting diperhatikan karena dari sini kita bisa mengerti gambaran perusahaan yang akan kita ikuti,” katanya.

Menurut ketua umumnya Helmy Attamimi, sudah mewanti-wanti agar masyarakat memilih NM yang sudah tercatat resmi sebagai anggota APLI. Saat ini ada 63 perusahaan NM yang tercatat sebagai anggota APLI, sedangkan delapan perusahaan lainnya telah dikeluarkan dari keanggotaan APLI

Delapan perusahaan yang dikeluarkan tersebut (1) PT Dinamik Orion International, (2) PT Genesis Nusantara, (3) PT Huda Rachma Grupindo, (4) PT Kreasi Murin Abadi (Vintaly), (5) PT Kencana Mulia Sejahtera, (6) PT Suria Yozani (Sara Lee), PT Usaha Jaya Vicooperasional (UFO) serta (8) PT Queen Natura Utama.

Attamimi juga menegaskan agar masyarakat bisa membedakan antara perusahaan NM/direct selling/pemasaran jaringan dengan money game/skala piramida. Sudah tentu perusahaan money game tidak bakalan bisa menjadi anggota APLI.

“Skala piramida bisa membuat chaos, seperti yang terjadi di Pinrang, Sulawesi Selatan, sampai gedung parlemen di bakar. Separuh penduduk di Pinrang (saat itu) sudah terlibat dengan sistem piramida yang berkedok Koperasi Simpan Pinjam atau Kospin,” katanya kepada tabloid Bisnis Uang di Jakarta pekan lalu.

Menurut dia, belum adanya ketentuan yang jelas dan tegas mengenai sistem piramida di Indonesia, menjadi salah satu penyebab mengapa banyak NM “tidak jelas” masuk ke Indonesia.

“Di Malaysia aturannya sangat ketat, sehingga NM yang tidak diterima di sana larinya ke Indonesia. Tidak etis kalau saya sebutkan namanya,” katanya mengelak. Ia hanya mengingatkan agar masyarakat hati-hati dan terus mengamati perusahaan-perusahaan NM gadungan semacam ini.

Para praktisi NM sebenarnya masih punya sejumlah hal penting yang perlu dipertimbangkan sebelum seseorang bergabung dalam bisnis NM. Misalnya seberapa lama perusahaan NM tersebut beroperasi di Indonesia; apakah jika member keluar produknya bisa diuangkan kembali; bagaimana kontrak-kontrak hukumnya, misalnya jika ada member yang berada pada posisi tinggi tiba-tiba meninggal dunia atau cerai, bagaimana hak dan kewajiban mereka; dan seterusnya.

Tetapi apa yang disampaikan Louis maupun Attamimi, tampaknya cukup mampu mengkompresi banyaknya pertimbangan penting sebelum seseorang bayar starter kit dan memproklamasikan dirinya sebagai member perusahaan NM tertentu.

Oleh Paulus S. FajarTabloid Bisnis Uang
sumber: www.SQN-edu.com

Tidak ada komentar: